Pendawa || Ngawi – Ada pokok permasalahan yang menyatu dan perlu segera diurai di desa Kiyonten, yakni yang berada di Dusun Plelen, dan Dusun Sumberan.
Pertama hal pupuk subsidi diakui oleh perangkat Dusun setempat inisial JW, bahwa memang ada ditempat nya harga pupuk kemahalan dan sulit dicari.
” Ya, saya akui kalau di Dusun Sumberan itu memang kemahalan, mereka ( petani) ambil sendiri dari agen sehingga ongkos mahal, bukan dari kelompok tani, ya, nanti kita tegur kalau kemahalan “, Ucap janji, JW Pada awak media.
Sebenarnya RDKK ( Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok) kebutuhan pupuk dari Distributor Banyuurip” Tani Sri Rahayu “untuk para petani berasal dari distributor tersebut.
” Kalau tanpa biaya operasional jelas tidak mungkin, dan bila kemahalan jelas juga tidak diperbolehkan. Kami kasun berjanji untuk menurunkan biaya operasional pupuk”, tambahnya.
Harga eceran untuk Phonska mencapai Rp. 150.000″, dari seharusnya Rp. 115 . 000′-..dan Urea eceran Rp. 145.000-, dari seharusnya Rp. 112.500′- .
Dan apabila itu terjadi kelebihan harga jelas melanggar UU Nomor 7 tahun 1951 tentang tindak pidana ekonomi.
Isu berikutnya adalah galian C, yang telah berlangsung lama, dan perlu segera adanya tindakan reklamasi lahan.
Tidak hanya itu saja ada dugaan keterlibatan kepala Dusun setempat JW, yang menimbun BBM ( Bahan Bakar Minyak)solar Industri, namun itu semua dibantah oleh kamituo Kasun Tersebut.
Mereka membantah itu solar Subsidi, melainkan yang ada di dalam rumah adalah Solar non Subsidi yang diperbolehkan, namun sang Kasun enggan me- share data Solar cukup diperlihatkan di HP Androidnya.
” Bukan, itu bukan solar Subsidi, itu untuk Industri, kalau subsidi saya menaruh dirumah jelas tak berani dan takut mas”, jelas, JW Kasun tersebut, saat dikonfirmasi awak media. 15 Des. “24
Sedangkan salah satu warga serta tokoh masyarakat menyatakan masih sulit dapat pupuk dan kalau ada mahal, dan tentang solar Industri apapun alasannya tidak boleh ditimbun dirumah.
” Apapun alasannya, solar non Subsidi tidak boleh ditimbun, sebab itu boleh jadi disalahgunakan untuk menyisipkan solar yang subsidi” , terang, Warga yang tak mau disebut namanya.
Sampai saat berita diturunkan, media ini belum memperoleh keterangan dari pihak Disperindag maupun Aparatur pemerintah.
Hanya Sunardi ,Kepala Desa Kiyonten, memberi janji dan memperingatkan Kasun nya.
“, ya, Mas nanti saya hubungi Kasun saya, “, terang, Sunardi, Kepala desa Kiyonten. ( bersambung….)