Mengenang R.A Kartini Tokoh Emansipasi Wanita Indonesia

IMG 20250421 WA0048

Pendawa || Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat, atau yang lebih dikenal sebagai R.A. Kartini, adalah seorang tokoh emansipasi wanita dan pahlawan nasional Indonesia. Beliau lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada tanggal 21 April 1879, dan meninggal dunia di Rembang, Jawa Tengah, pada tanggal 17 September 1904 di usia yang sangat muda, yaitu 25 tahun.

Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Anak dari seorang bupati di Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, dengan Ibunya bernama M.A. Ngasirah, bukanlah dari kalangan bangsawan, melainkan anak seorang guru agama. Meskipun demikian, Kartini mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS), sebuah sekolah Belanda untuk anak-anak Eropa dan kalangan priyayi. Di sana, ia belajar bahasa Belanda, yang kemudian membuka jendela pengetahuannya terhadap pemikiran-pemikiran di Eropa, terutama mengenai hak-hak dan kemajuan wanita.
Meskipun hanya bersekolah hingga usia 12 tahun karena tradisi pingitan yang mengharuskan wanita Jawa tinggal di rumah, Kartini tidak berhenti belajar dan berpikir. Melalui surat-suratnya kepada teman-teman korespondensinya di Belanda, seperti Rosa Abendanon, ia mengungkapkan pemikiran-pemikirannya mengenai kondisi wanita pribumi, ketidakadilan gender, pentingnya pendidikan bagi wanita, dan cita-citanya untuk memajukan kaumnya.

Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya sangat progresif untuk zamannya. la mengkritik adat istiadat yang mengekang kebebasan wanita, seperti tradisi pingitan dan pernikahan paksa. la gigih memperjuangkan kesempatan yang sama bagi wanita untuk mendapatkan pendidikan dan berkontribusi dalam masyarakat. Cita-citanya adalah melihat wanita Indonesia menjadi sosok yang mandiri, cerdas, dan memiliki kedudukan yang setara dengan pria.

Surat-surat Kartini kemudian dibukukan dan diterbitkan dengan judul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang
Buku ini menjadi sangat berpengaruh dan menginspirasi para pejuang kemerdekaan dan emansipasi wanita di Indonesia. Bahkan, W.R. Soepratman menciptakan lagu nasional “Ibu Kita Kartini” untuk mengenang jasa-jasanya.

Pada usia 24 tahun, Kartini menikah dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, seorang bupati di Rembang yang mendukung cita-cita Kartini. Setelah menikah, ia diizinkan mendirikan sekolah untuk anak perempuan di lingkungan kabupaten Rembang. Sayangnya, Kartini meninggal dunia beberapa hari setelah melahirkan putra pertamanya.

Meskipun hidupnya singkat, perjuangan dan pemikiran R.A. Kartini telah memberikan dampak yang sangat besar bagi kemajuan wanita Indonesia. Tanggal kelahirannya, 21 April, diperingati setiap tahun sebagai Hari Kartini untuk mengenang jasa-jasanya sebagai pelopor emansipasi wanita di Indonesia. la diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan kemajuan bangsa.(tim)

SELAMAT HARI KARTINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp
URL has been copied successfully!