Pendawa || Bojonegoro – Warga pengguna jalan mengeluhkan tumpukan tanah galian pembuatan saluran drainase/Udith yang berada di Jalan Sumur Pandan Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, beberapa hari ini masih menumpuk di separuh jalan raya yang mengganggu pengguna jalan.
Pengamatan Tim Media di lapangan Senin (01/09/2025), pihak pemborong yang mengerjakan proyek drainase/pemasangan udith setelah melakukan pengerukan tanah yang di tumpuk di badan jalan, sudah hampir tiga minggu tidak pernah kelihatan aktivitas pengerjaan proyek.
Sehingga warga masyarakat yang melintas disana merasa terganggu. Selain badan jalan menyempit, juga bila malam hari kondisi jalan keadaan gelap karena ada beberapa titik lampu jalan yang mati dan tak jarang membuat pengendara hampir menabrak gundukan tanah di badan jalan.
Ketika awak media ke lokasi ingin mengkonfirmasikan keluhan warga tentang tumpukan tanah yang menumpuk di badan jalan sebelah pengerjaan pembangunan saluran drainase, baik pemborong maupun perwakilannya tidak ada di tempat. Bahkan papan informasi proyek juga tidak ada.
Seorang warga, Linda(41) yang selalu mengantar anaknya ke sekolah SMP Gayam mengungkapkan, proyek pembangunan saluran drainase tersebut dinilainya tidak mengutamakan keselamatan pengguna jalan. Pasalnya tumpukan tanah galian, memakan separuh jalan.
“Ini kan membahayakan orang yang mau lewat, apalagi tidak adanya rambu penanda proyek. Soalnya beberapa hari lalu ada pengendara yang hampir terperosok terjatuh menghindari kendaraan lawan arah akibat tumpukan tanah” ungkapnya kepada Tim media.
Lebih lanjut, wanita yang berprofesi sebagai pedagang itu meminta kepada pihak Dinas Bina Marga Kabupaten Bojonegoro, agar pelaksana proyek memberi tanda lampu atau rambu-rambu, bahwa jalan itu sedang dikerjakan pembuatan saluran dainase, membersikan tumpukan tanah agar tidak berserakan apa lagi malam hari jalannya jadi gelap agar tidak terjadi kecelakaan pada pengendara.
Hal senada juga disampaikan oleh NT, warga Sumurpandan Kecamatan Gayam. NT menyayangkan pihak pemborong yang tidak profesional dalam mengerjakan proyek drainase itu.
“Pekerjaan drainase ini dikerjakan secara amburadul dan tidak mementingkan pengguna jalan, sudah jalannya sempit di tambah ada tumpukan tanah memakan badan jalan”, tegas NT.
NT mengakui jika pembangunan tersebut bermanfaat untuk mengurangi banjir dikala musim penghujan. Namun menurutnya, pihak pemborong juga harus memikirkan kenyamanan pengguna jalan” Pungkasnya.(tim)